Risiko Investasi Syariah Berdasarkan Jenis Investasinya

Risiko Investasi Syariah Berdasarkan Jenis Investasinya
Ilustrasi risiko investasi syariah (Foto: Canva Pro)

duniafinansial.com — Risiko investasi syariah merupakan hal yang penting dipahami oleh investor di sektor investasi syariah. Apa saja risiko investasinya?

Meski investasi ini dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah atau sesuai dengan syariat Islam, tidak menutup kemungkinan bahwa jenis investasi ini punya beragam risiko yang perlu diwaspadai oleh para investor.

Seperti diketahui, investasi berbasis syariat dalam praktiknya memang menghindari kegiatan yang diharamkan. Selain itu, jenis investasi ini mampu memberikan keuntungan bagi investornya.

Sekalipun demikian, ada beberapa bentuk risiko dari sejumlah instrumen investasi ini yang perlu diketahui. Berikut ini pembahasan selengkapnya.

Apa Itu Investasi Syariah?

Pada dasarnya, investasi syariah adalah praktik investasi yang sejalan atau disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. 

Di dalam investasi ini terdapat larangan terhadap kegiatan yang dianggap tidak halal, di antaranya riba (bunga), perjudian, dan perdagangan yang tidak sejalan dengan prinsip syariah.

Lebih dari sekadar memberikan keuntungan secara finansial, investasi yang satu ini pun mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai keadilan, transparansi, dan keberlanjutan yang diatur oleh ajaran Islam.

Prinsip-prinsip Investasi Syariah

Penting diketahui bahwa investasi syariah didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan moral Islam. 

Di dalamnya termasuk kepatuhan pada hukum-hukum ekonomi dan keuangan Islam, yang melibatkan larangan terhadap praktik riba, judi, serta kegiatan yang merusak moral. 

Prinsip tersebut juga memberikan landasan untuk memilih instrumen investasi yang sesuai dengan ajaran Islam.

Jenis-jenis Investasi Syariah

Investasi berbasis syariat Islam pada dasarnya terdiri dari beragam jenis, mulai dari saham syariah, reksadana syariah, hingga sukuk. Berikut ini pembahasan masing-masing jenis investasinya.

1. Investasi Saham Syariah

Investasi saham syariah adalah investasi dengan cara membeli saham perusahaan yang mematuhi prinsip-prinsip syariah. 

Terkait hal itu, Bursa Efek Indonesia (IDX ) syariah merilis Daftar Efek Syariah (DES) secara berkala. 

Adapun saham-saham ini berasal dari perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah, sebagaimana diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Keuntungan yang ditawarkan oleh investasi saham syariah meliputi potensi pertumbuhan nilai investasi. 

Perusahaan-perusahaan yang tercatat dalam  DES lazimnya bergerak di sektor-sektor yang sejalan dengan prinsip syariah, mulai dari makanan halal, keuangan syariah, hingga industri tanpa alkohol dan perjudian.

2. Investasi Reksadana Syariah

Reksadana syariah merupakan bentuk investasi kolektif yang menghimpun dana dari beragam investor. Dana tersebut kemudian diinvestasikan dalam portofolio aset sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 

Dalam hal ini, manajer investasi yang terampil akan memilih instrumen-instrumen keuangan yang mematuhi prinsip-prinsip syariah, lalu menciptakan portofolio yang sesuai dengan ajaran Islam.

Dengan reksadana syariah, aka nada variasi portofolio yang efektif, mengurangi risiko, dan memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang. 

Keuntungan lainnya adalah akses mudah bagi investor ke portofolio yang mematuhi prinsip-prinsip syariah.

3. Investasi Sukuk

Sukuk syariah atau sukuk merupakan instrumen keuangan yang sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.

Terkait hal itu, investor akan mendapatkan manfaat dari pembagian manfaat/pendapatan dari aset yang menjadi jaminan. Keuntungan dari investasi sukuk berupa pendapatan yang dihasilkan secara halal. 

4. Obligasi Syariah

Investasi berbasis syariat Islam berikutnya adalah obligasi syariah. Meski hampir sama dengan obligasi konvensional sebagai surat utang jangka panjang, obligasi syariah diterbitkan sesuai prinsip-prinsip syariah.

Adapun di Indonesia, obligasi syariah sering juga disebut sukuk. Obligasi tersebut menawarkan kesempatan investasi yang sesuai dengan nilai-nilai syariah.

Karena itu, jenis investasi yang satu ini menarik minat para investor yang ingin berinvestasi sejalan dengan Islam.

5. Deposito Syariah

Deposito syariah merupakan produk tabungan berjangka yang dikelola oleh bank sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. 

Produk yang satu ini menawarkan cara menabung yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Karena itu, deposito syariah menarik untuk mereka yang ingin mengelola keuangan secara syariah.

Deposito syariah saat ini banyak tersedia di berbagai bank syariah. Hadirnya produk ini semakin memudahkan masyarakat untuk memilih layanan keuangan yang aman dan sejalan dengan aturan Islam.

6. Investasi Emas Syariah

Emas adalah jenis investasi yang halal dan sesuai dengan syariat Islam. Umat Islam sendiri sejak dulu sudah menggunakan emas sebagai alat tukar.

Pada era modern, kita juga mengenal konsep investasi emas digital. Menurut pandangan syariah, investasi emas digital dianggap halal dengan sejumlah syarat.

Di antara syaratnya adalah tidak menggunakan skema berbahaya, misalnya Ponzi, dan memastikan bahwa emas yang diinvestasikan betul-betul ada.

7. Investasi Properti

Pilihan alternatif untuk mereka yang ingin berinvestasi tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah lainnya adalah investasi pada bidang properti.

Kamu bisa membeli rumah, apartemen, atau kondominium selagi dana yang dipakai untuk membeli properti tadi halal dan properti itu tidak digunakan untuk tujuan yang bertentangan dengan syariah.

Risiko Investasi Syariah

Bagi para investor, tentunya penting untuk mengetahui apa saja risiko saat ingin menanamkan modal di jenis instrumen ini. Berikut ini risikonya berdasarkan jenis investasinya.

1. Fluktuasi Nilai Pasar

Adapun risiko investasi syariah yang satu ini isiko terkait dengan investasi saham syariah. 

Pasalnya, meski saham dipilih dengan hati-hati, pada dasarnya nilai investasi bisa dipengaruhi oleh perubahan kondisi pasar. 

Maka dari itu, investor pun harus mempunyai strategi yang sesuai untuk mengelola risiko tersebut.

2. Fluktuasi Nilai Unit Penyertaan

Adapun risiko ini terjadi pada investasi reksadana syariah. Pasalnya, kendati variasi bisa membantu mengurangi risiko, perubahan pasar tetap menjadi faktor yang penting untuk diperhitungkan. 

Dalam hal ini, investor harus memahami secara jelas terkait tingkat risiko yang ada pada setiap reksa dana yang dipilih.

3. Risiko Likuiditas dan Perubahan Kondisi Pasar

Secara umum, sukuk punya tingkat risiko yang lebih rendah ketimbang saham. Meski demikian, risiko likuiditas dan perubahan kondisi pasar tetap harus menjadi pertimbangan investor.

Dalam hal ini, para investor mesti memahami secara cermat terkait karakteristik masing-masing sukuk yang dibeli agar nantinya bisa mengelola risiko secara efektif.

Nah, itulah tadi pembahasan lengkap seputar risiko investasi syariah yang penting dipahami oleh para investor.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index