High Fidelity adalah: Kenali Manfaat hingga Komponennya

High Fidelity adalah: Kenali Manfaat hingga Komponennya
Ilustrasi high fidelity adalah (Foto: Canva Pro)

duniafinansial.com – High fidelity adalah salah satu istilah dari dunia aplikasi yang penting diketahui. Istilah ini pun biasanya bersanding dengan “low fidelity”.

Penting diketahui, waktu dan sumber daya yang besar diperlukan dalam pengembangan aplikasi. Hal itu karena sebuah aplikasi harus mampu memenuhi kebutuhan pengguna nantinya. 

Dalam hal ini, dibutuhkan prototype aplikasi untuk mekanisme pengujian, yang bisa dapat disusun secara low fidelity maupun high fidelity

Nah, untuk lebih memahami tentang kedua jenis prototype tersebut, simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

High Fidelity adalah

Pada dasarnya, high fidelity adalah jenis prototype yang hampir mendekati perilaku, tampilan, dan akhir produk atau juga antarmuka yang nantinya akan dikembangkan. 

Di samping itu, prototype yang satu ini biasanya memiliki tingkat keakuratan dan detail yang lebih tinggi. Karena itu, prototype tersebut harus punya 3 bagian berikut ini.

  1. Navigation: Berfungsi untuk membantu pengguna melakukan perpindahan antar layar
  2. Visual Elements: bentuknya bisa berupa ikon, gambar, dan tipografi
  3. Interaksi: Misalnya transisi halaman, animasi, dan responsif terhadap tindakan dari pengguna

Sebagai tambahan informasi, jenis prototype ini biasanya digunakan dalam tahapan pengujian lanjutan ataupun validasi desain.

Dalam hal ini, mereka akan memberikan gambaran akurat terkait cara pengguna untuk berinteraksi dengan antarmuka atau produk yang sebenarnya.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan umpan balik yang konkret dan memastikan bahwa desain yang dibuat tadi berfungsi dengan baik sebelum masuk ke tahapan pengembangan lebih lanjut.

Manfaat High Fidelity UX Design

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang akan diperoleh saat menggunakan jenis prototype high fidelity.

1. Menjaga Konsistensi Desain

Adapun desain UX pada prototype ini dapat membantu untuk menjaga konsistensi desain di semua antarmuka pengguna. 

Konsistensi ini pun akan membantu pengguna untuk menavigasi antarmuka dengan mudah, meningkatkan kepercayaan diri, dan meningkatkan kepuasan mereka.

2. Meningkatkan Kepuasan Pengguna

Selanjutnya, desain UX dengan prototype ini dapat membantu terciptanya antarmuka untuk pengguna yang lebih menarik secara visual dan meningkatkan kepuasan pengguna. 

Desain UX ini pun penting bagi aplikasi dan web yang mewajibkan para penggunanya untuk berinteraksi dengannya dalam waktu yang lama. 

3. Meningkatkan Tingkat Konversi Pengguna

Manfaat berikutnya adalah bahwa desain ini akan meningkatkan tingkat konversi pengguna dengan cara membuat antarmuka pengguna yang menarik. 

Desain UX yang satu ini dapat membantu untuk melakukan komunikasi informasi yang lebih efektif, yang mengarah pada peningkatan konversi serta keterlibatan pengguna. 

4. Meningkatkan Brand Awareness

Terakhir, desain ini juga akan membantu dalam meningkatkan brand awareness atau kesadaran merek. 

Dengan membuat antarmuka bagi pengguna yang cukup menarik secara visual dan imersif, hal itu akan membantu dalam menciptakan kesan yang positif bagi merek.

Pada akhirnya, hal itu akan mampu untuk mengarahkan peningkatan advokasi dan loyalitas para pengguna.

Komponen High Fidelity UX Design

Di bawah ini adalah beberapa komponen utama dari desain UX High Fidelity yang perlu diketahui.

1. Tipografi

Tipografi berperan penting dalam memilih font, gaya, ukuran, dan menciptakan antarmuka pengguna yang lebih menarik serta gampang untuk dibaca. 

2. Warna dan Kontras

Warna dan kontras adalah komponen yang penting pada desain UX high fidelity. Fungsinya untuk memilih warna palet yang tepat serta memakai kontras yang efektif. 

3. Animasi

Adapun animasi dapat membuat antarmuka pengguna menjadi lebih menarik dan interaktif. 

4. Layout

Layout (tata letak) adalah komponen penting untuk membantu pengguna lewat antarmuka dan membuat mereka lebih mudah untuk menemukan dan menggunakan fitur yang dibutuhkan. 

Low Fidelity adalah

Sementara itu, low fidelity adalah representasi sederhana dan dasar dari produk atau desain. Biasanya, low fidelity dibuat dengan bahan yang murah dan sederhana, misalnya sketsa, kertas, atau digital wireframe

Adapun low fidelity prototype pun sering kali dipakai di awal proses desain, dengan fungsi untuk mengeksplorasi dan mengkomunikasikan ide dari desain dengan lebih cepat dan hemat biaya. 

Manfaatnya, yakni untuk mengumpulkan umpan balik dan melakukan perbaikan berdasarkan umpan balik tersebut. 

Cara Membuat Low Fidelity 

Perlu diketahui, UX Designer biasanya akan mengikuti semua langkah-langkah ketika membuat low fidelity prototype dengan baik dan benar seperti berikut ini.

1. Membuat User Flows

Pada langkah ini, UX Designer akan mengamati bagaimana pengguna memperoleh tujuannya dan cara berinteraksi yang terjadi pada sistem. 

2. Mengidentifikasi Input dan Output User

Pada tahap berikut ini, UX Designer akan mengidentifikasi input dan output yang terkait dengan user dan bagaimana hal itu bisa berhubungan dengan perilaku dan ekspektasi pengguna. 

UX Designer pun harus mempertimbangkan interaksi yang akan melibatkan user serta cara berinteraksi itu apakah berfungsi dengan baik. 

3. Membuat Sketsa Wireframe Pertama

Biasanya, UX Designer dapat menggambarkan sketsa user flow dan mengimplementasikan fungsionalitas dari sketsa itu dengan baik. 

4. Membuat Struktur Wireframe

Pada tahap ini, UX Designer dapat memasukkan konten, misalnya video, gambar, dan teks, ke bentuk kotak ataupun sketsa dasarnya. 

Hal itu harus dilakukan agar bisa memvisualisasikan, bukan hanya bagi pengguna yang sebenarnya. 

Sebetulnya, wireframe dan prototype merupakan dua hal yang berbeda. Pasalnya, wireframe adalah langkah pertama ketika membuat prototype.

Cara tersebut jauh lebih cepat, murah, dan bermanfaat bagi kerja sama dalam tim dengan baik ketika mengembangkan aplikasi. 

Biasanya, supaya bisa diakses, penggunaan aplikasi dan situs web akan membutuhkan jaringan Wi-Fi.

Adapun Wi-Fi adalah jaringan nirkabel yang akan membuat perangkat bisa tersambung dengan internet sehingga dapat mengakses situs web atau aplikasi. 

Manfaat Low Fidelity

Low fidelity memungkinkan UX Designer untuk menguji ide dan memvalidasi asumsinya secara cepat dan murah. 

Hal itu dapat membuat tim mampu mengulangi desain dan perbaikan tanpa menginvestasikan lebih banyak waktu dan uang. Berikut ini beberapa manfaat low fidelity.

1. Memulai dengan Figma

Kamu perlu membuat proyek baru dalam pembuatan low fidelity prototype pada Figma. Jika kamu telah mempersiapkan proyek maka kamu bisa memulai dengan cara membuat bingkai dan memiliki jenis perangkatnya. 

Di situ, kamu dapat memulai dengan menambahkan bentuk dasar dan menyempurnakan tata letaknya.

2. Menambahkan Fungsionalitas Dasar ke Low Fidelity Prototype

Kalau kamu sudah punya tata letaknya maka selanjutnya kamu dapat menambahkan fungsionalitas dasarnya ke dalam low fidelity prototype kamu. 

Pertimbangkan juga untuk menambahkan area yang bisa diklik ke dalam wireframe kamu sehingga interaksi pun menjadi sederhana. 

Kamu dapat menggunakan fitur pembuatan prototype Figma agar dapat membuat hotspot dan menentukan cara pengguna bisa berinteraksi dengan produk yang kamu miliki.

3. Membuat Layout Dasar

Kemudian, juga sangat penting untuk fokus dengan semua tata letak dan aliran produk saat kamu membuat prototype dengan low fidelity.

Dalam hal ini, gunakan layout dasar untuk pembutaan wireframe layar di produk kamu. Kemudian, jaga agar desain tetap sederhana dan hindarilah terlalu banyak waktu pada detailnya.

4. Pengujian dan Penyempurnaan Desain

Terakhir, jika kamu sudah punya low fidelity prototype maka kamu pun dapat menguji dan menyempurnakan desain milikmu. 

Kamu bisa membagikan prototype kamu dengan pengguna dan mengumpulkan umpan balik dari mereka. 

Selanjutnya, gunakan umpan balik tersebut untuk mengulangi desain yang telah dibuat dan sebagai bahan untuk perbaikan.

Nah, itulah tadi pembahasan seputar high fidelity yang penting untuk diketahui.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index