Investasi Obligasi adalah: Jenis hingga Keuntungannya

Jumat, 13 September 2024 | 15:39:07 WIB
Ilustrasi investasi obligasi adalah (Foto: Canva Pro)

duniafinansial.com — Investasi obligasi adalah salah satu jenis investasi yang masih populer belakangan ini. Jenis investasi ini pun banyak dipilih oleh pemula.

Perlu juga diketahui, obligasi atau bond merupakan salah satu jenis investasi yang tersedia di pasar modal. 

Obligasi adalah pun menjadi instrumen investasi yang cukup populer dipilih oleh investor karena karakteristik yang dimilikinya. 

Nah, untuk lebih mengenal jenis investasi yang satu ini, termasuk keuntungan dan risikonya, simak pembahasannya berikut ini.

Investasi Obligasi adalah

Pada dasarnya, investasi obligasi adalah surat utang/pengakuan utang yang diterbitkan pihak berutang kepada pihak yang berpiutang. 

Artinya, obligasi adalah sebuah surat perjanjian untuk membayar kembali pokok utang dan kupon bunganya pada jangka waktu yang sudah ditetapkan. 

Biasanya, pihak penerbit obligasi disebut sebagai debitur, sedangkan pembeli obligasi disebut sebagai pihak kreditur/investor dari instrumen investasi ini. 

Dalam investasi obligasi, investor akan memperoleh pembayaran kupon bunga secara rutin seiring waktu hingga tiba masa jatuh tempo.

Di samping dari pembayaran kupon bunga, investor pun akan memperoleh pembayaran pokok utangnya secara penuh pada akhir masa berlaku produk itu. 

Singkatnya, obligasi adalah jenis surat uang yang bisa dibeli oleh investor untuk dapat meraih keuntungan atau imbal hasil dari kupon bunga. 

Obligasi sendiri punya beberapa karakteristik unik sebagai instrumen investasi, di antaranya pembayaran kupon bunga sebagai sumber imbal hasil investor obligasi.

Kemudian, pengembalian pokok utang saat jatuh tempo serta dapat diperjualbelikan di pasar sekunder untuk mendapatkan potensi keuntungan tambahan. 

Ciri khasnya itu membuat obligasi kerap dijadikan sebagai instrumen investasi jangka menengah hingga jangka panjang yang relatif stabil dan aman. 

Cara Kerja Investasi Obligasi

Terkait cara kerjanya, pertama-tama investor akan meminjamkan dana kepada penerbit. Adapun imbalannya, penerbit akan membayar bunga—disebut sebagai kupon—secara berkala kepada investor. 

Di samping itu, penerbit pun akan mengembalikan pokok pinjaman ketika tiba jatuh tempo. Di lain sisi, obligasi pun bisa diperjualbelikan sebelum jatuh tempo.

Artinya, investor pun bisa meraih keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli obligasi atau yang disebut sebagai capital gain.

Jenis-jenis Obligasi

Sebelum mulai berinvestasi pada obligasi, kenali terlebih dahulu beberapa jenisnya berikut ini.

1. Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit

a. Obligasi Pemerintah

Obligasi pemerintah juga sering disebut sebagai Surat Berharga Negara (SBN). Jenis obligasi ini penerbitannya dilakukan oleh pemerintah.

Contohnya adalah membeli SBN, misal Obligasi Negara Ritel (ORI) dan Savings Bond Ritel (SBR).

Sementara itu, jika investor ingin melakukan investasi syariah maka ia bisa memesan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk, contohnya Sukuk Ritel (SR) dan Sukuk Tabungan (ST).

b. Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi adalah jenis obligasi yang diterbitkan oleh korporasi/perusahaan, baik swasta maupun BUMN. 

Ketimbang obligasi pemerintah tadi, obligasi jenis ini dianggap lebih berisiko, tetapi return/keuntungan yang ditawarkannya lebih tinggi.

c. Obligasi Daerah

Obligasi daerah adalah jenis obligasi/surat utang yang penerbitannya dilakukan oleh pemerintah daerah.

Berikut ini jenis-jenis obligasi lainnya yang juga perlu diketahui:

2. Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal

  • Obligasi Konvensional
  • Obligasi Ritel

3. Jenis Obligasi Berdasarkan Perhitungan Imbal Hasil

  • Obligasi Konvensional
  • Obligasi Syariah atau Sukuk

4. Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan

  • Secured Bonds
  • Unsecured Bonds, yang terdiri dari 2 kategori produk, yakni debentures dan income bonds

5. Jenis Obligasi Berdasarkan Hak Penukaran

  • Obligasi Konversi
  • Obligasi Tukar
  • Obligasi Opsi Beli
  • Putable Bonds

6. Jenis Obligasi Berdasarkan Kupon

  • Obligasi Tanpa Kupon
  • Obligasi Kupon Tetap
  • Obligasi Kupon Mengambang/Variabel

Keuntungan Investasi Obligasi bagi Investor

Jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, seperti saham dan pasar uang, obligasi punya banyak keuntungan sehingga lebih menarik bagi para investor. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Potensi imbal hasil dari penjualan modal aset yang nilainya lebih tinggi atau capital gain ketika dijual di pasar sekunder
  • Dapat menjadi aset agunan/jaminan saat mengajukan kredit atau pinjaman ke bank atau ketika membeli saham di bursa efek 
  • Mendapatkan imbal hasil dari kupon atau nisbah secara berkala seiring waktu hingga jatuh tempo. Tingkat bunga obligasi biasanya lebih tinggi ketimbang bunga acuan dari Bank Indonesia 
  • Tingkat keuntungan sudah diperhitungkan sejak awal investasi dan tersedia banyak pilihan produk dari seri obligasi berbeda yang bisa dipilih investor di pasar sekunder
  • Saat membeli obligasi pemerintah, terdapat jaminan pengembalian modal pokok investasi oleh negara sehingga investasi lebih terjamin keamanannya. 

Risiko Investasi Obligasi

Meski punya banyak keuntungan, tetapi investasi obligasi pun tidak terlepas dari beberapa risiko, yang tentunya perlu diketahui oleh para calon investor, antara lain sebagai berikut.

1. Gagal Bayar

Risiko pertama saat berinvestasi pada obligasi adalah risiko gagal bayar. Dalam hal ini, penting dipahami bahwa perusahaan penerbit pun berpotensi mengalami kerugian dalam operasionalnya.

Tentu saja, hal itu dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk membayar kupon/pokok obligasi.

2. Likuiditas

Jika ingin mencairkan obligasi maka investor perlu menjualnya kembali. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah saat tidak ada orang yang tertarik untuk membeli obligasi itu. 

Akibatnya, investor harus menunggu hingga jatuh tempo untuk dapat kembali memperoleh modal yang diinvestasikan.

Di samping itu, saat investor memutuskan untuk menjual obligasi sebelum jatuh tempo, harga jual kembali biasanya akan lebih rendah ketimbang harga pembelian. Artinya, investor akan merugi.

3. Suku Bunga

Perlu dipahami bahwa di pasar obligasi, ada hubungan terbalik antara harga obligasi dengan tingkat suku bunga acuan. 

Adapun saat suku bunga acuan naik, harga jual kembali obligasi biasanya akan turun. Pasalnya, obligasi yang baru diterbitkan umumnya lebih menarik bagi investor.

Hal itu karena obligasi baru ini menawarkan kupon/imbal hasil yang lebih tinggi ketimbang obligasi yang dijual kembali.

Nah, itulah tadi pembahasan lengkap seputar investasi obligasi yang penting untuk diketahui.

Terkini