Kemenperin dan YBI Terus Kembangkan Ekosistem Industri Batik

Kemenperin dan YBI Terus Kembangkan Ekosistem Industri Batik
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) terus mengembangkan ekosistem industri batik supaya kian sesuai dengan zaman serta menjadi bagian dari gaya hidup kalangan muda. (Ilustrasi Gambar: Canva / Studio Indonesia)

JAKARTA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) terus mengembangkan ekosistem industri batik supaya kian sesuai dengan zaman serta menjadi bagian dari gaya hidup kalangan muda.

“Batik adalah contoh nyata bagaimana warisan budaya dapat menjadi kekuatan ekonomi. Dengan memperkuat ekosistem batik nasional, kami bukan sekadar menjaga peninggalan leluhur, melainkan juga membangun fondasi ekonomi kreatif berbasis budaya yang mampu bersaing di tingkat global,” ucap Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita, sempena peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2025 di Jakarta, Kamis (2/1/2025).

Menperin menyatakan, batik saat ini dipakai oleh generasi muda bukan hanya untuk acara formal, melainkan juga sebagai bagian dari fashion sehari-hari.

Hal tersebut membuka peluang strategis untuk industri batik dalam menghadirkan desain yang lebih segar, memanfaatkan pemasaran digital, hingga menjaga kualitas agar batik kian dekat dengan gaya hidup modern anak bangsa.

Di samping itu, ekosistem batik nasional pun memberi kontribusi besar terhadap ekonomi. Menurut data Kemenperin, ada 5.946 industri batik yang tersebar di lebih dari 200 sentra produksi di 11 provinsi.

Dari jumlah itu, daya serapnya adalah sekitar 200.000 tenaga kerja lewat 47.000 unit usaha. Sementara itu, nilai ekspor batik triwulan I 2025 menyentuh angka US$7.630.000 atau naik 76,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kemudian, pada triwulan II 2025 tercatat US$5.090.000 atau naik 27,2 persen dibandingkan periode sama 2024.

“Ini adalah kabar baik, tetapi sekaligus menjadi tantangan untuk terus meningkatkan kualitas, inovasi, dan daya saing,” ungkap Menperin.

Namun, industri batik mengalami tantangan regenerasi. Sesuai data darAsosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), jumlah perajin batik turun dari 151.000 orang pada 2020 menjadi sekitar 101.000 perajin di 2024.

Menanggapi hal tersebut, Kemenperin terus mendorong inovasi dan transformasi dengan mendayagunakan teknologi, di antaranya kompor listrik batik, katalog digital pewarna alami, mesin CNC motif digital, dan pengolahan limbah ramah lingkungan.

Adapun perayaan HBN 2025 digelar pada 2 Oktober hingga 30 November 2025. Temanya adalah “Bangga Berbatik”. Pada tahun ini, Batik Tulis Merawit Cirebon menjadi ikon HBN usai mengantongi Sertifikat Indikasi Geografis pada 2024.

Sejumlah agenda dihelat, mulai dari pameran Merawit Rasa di Museum Tekstil Jakarta, bimbingan teknis, penumbuhan wirausaha batik, pameran Gelar Batik Nusantara, serta webinar dan talkshow.

Di samping itu, Kemenperin bersama YBI pun mengajak PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia) untuk menghadirkan IKM batik binaan di pameran di IKEA Alam Sutera dan Mal Taman Anggrek pada 1 hingga 16 Oktober 2025.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index