duniafinansial.com — Fixed cost adalah salah satu istilah yang penting diketahui dalam dunia bisnis. Istilah ini dalam bahasa Indonesia berarti “biaya tetap”.
Pada dasarnya, biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan jumlah tetap, di luar adanya naik turun produksi maupun pendapatan.
Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu fixed cost, mulai dari jenis, cara menghitung, hingga contohnya, simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Fixed Cost adalah
Biaya tetap atau fixed cost adalah biaya yang jumlahnya tetap dalam volume kegiatan tertentu.
Di samping itu, biaya tetap juga diartikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat dan menurun.
Biaya tetap pun menjadi salah satu klasifikasi perilaku biaya dalam bisnis. Di samping biaya tetap, juga ada biaya variabel dan biaya semivariabel.
Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Perlu diketahui, perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel/variable cost dapat dilihat dari pengertiannya.
Adapun biaya tetap merupakan biaya atau pengeluaran yang bersifat tetap dan dibayarkan perusahaan dalam kondisi apa pun. Jumlahnya pun cenderung sama dan tidak terpengaruh oleh penjualan.
Di lain sisi, biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan besaran yang dinamis.
Biaya variabel pun dipengaruhi oleh dinamika penjualan maupun kegiatan operasional dan jumlahnya akan berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang dialami oleh perusahaan.
Jenis-jenis Fixed Cost
Berikut ini adalah empat (4) jenis biaya tetap/fixed cost yang dikenal dalam dunia bisnis atau usaha dan perlu diketahui.
1. Biaya Asuransi
Biaya asuransi masuk dalam biaya tetap sebab perusahaan terikat pembayaran premi ketika mengikuti program asuransi.
Terlepas dari kondisi finansial/keuangan perusahaan, premi asuransi harus tetap dibayarkan sesuai jumlah/besarannya.
2. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan atau depresiasi biasanya terjadi pada aset perusahaan. Biaya ini di satu sisi tergolong ke dalam biaya tetap, tetapi juga ada yang memasukkannya ke dalam biaya variabel.
Karena itu, biaya penyusutan pun dikenal sebagai mixed cost/biaya campuran antara biaya tetap dan variabel.
3. Biaya Sewa/Beli Properti
Biaya yang satu ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa atau membeli properti untuk menunjang usaha, baik gedung, tanah, maupun toko.
Adapun besaran biayanya juga tidak terpengaruh oleh naik atau turunnya pendapatan sebuah perusahaan.
4. Pajak Bumi dan Bangunan
Di samping biaya sewa/beli, properti berupa gedung atau tanah pun akan dikenai pajak bumi dan bangunan (PBB), dengan besaran yang telah ditentukan sejak awal.
Maka dari itu, selagi luas properti tidak berubah, jumlah PBB yang mesti dibayar oleh perusahaan pun akan cenderung tetap.
Contoh Fixed Cost dalam Usaha
Contoh-contoh biaya tetap yang ada di perusahaan bisa berupa biaya sewa, gaji, tagihan listrik, asuransi, dan pembayaran pinjaman. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Gaji
Salah satu contoh biaya tetap adalah gaji karyawan. Adapun gaji yang dibayarkan kepada karyawan berjumlah tetap sekalipun pendapatan perusahaan naik turun.
Adakalanya, perusahaan akan melakukan pemotongan gaji kalau terjadi situasi yang tidak terduga, tetapi, di atas kertas, besaran gaji karyawan harus tetap sama.
Artinya, terkait terjadinya pemotongan gaji, di sini perusahaan berutang gaji kepada karyawan.
2. Pajak Properti
Seperti disinggung tadi, pajak properti/pajak bumi dan bangunan (PBB) tergolong sebagai biaya tetap perusahaan.
Biasanya, pajak yang satu ini akan dibayarkan setahun sekali kepada pemerintah setempat dengan tujuan untuk meningkatkan perekonomian wilayah itu.
3. Tagihan Utilitas
Adapun pemakaian utilitas, misalnya listrik, air, pulsa, dan internet, juga akan dikenakan biaya yang disebut sebagai tagihan utilitas.
Meski jumlahnya boleh jadi akan berbeda-beda setiap bulan dan tergantung pemakaian, tetapi tagihan ini termasuk ke dalam biaya tetap sebab pasti selalu ada dan tidak bisa dihilangkan dari operasional perusahaan.
4. Amortisasi
Amortisasi adalah penurunan nilai biaya aset tidak berwujud, termasuk pembayaran kembali pinjaman. Contohnya bisa berupa paten.
Dalam hal ini, perusahaan harus membayar biaya amortisasi pada kurun waktu tertentu sebelum paten yang dimilikinya kedaluwarsa.
5. Biaya Sewa
Biaya sewa juga masuk ke dalam biaya tetap sebab nominalnya cenderung sama dan wajib dibayarkan setiap bulan maupun setiap tahun.
6. Beban Bunga
Saat melakukan pinjaman uang kepada pihak lain, misalnya bank, perusahaan pun akan dibebankan bunga dalam pengembalian pinjaman.
Adapun beban bunga tersebut masuk dalam biaya tetap karena otomatis ada ketika perusahaan melakukan peminjaman.
7. Beban Legal
Perusahaan juga perlu mengurus beragam persyaratan legal dalam mendirikan dan menjalankan usahanya. Biaya terkait legal/administrasi itu akan masuk dalam biaya tetap.
Cara Menghitung Fixed Cost dan Contohnya
Untuk menghitung biaya tetap, berikut ini rumus penghitungannya yang perlu diketahui:
Biaya Tetap = Total biaya produksi – (biaya variabel per item x total jumlah item yang diproduksi)
Misalkan ada sebuah produsen mochi rumahan yang sanggup memproduksi 500 box mochi per bulannya.
Biaya variabel setiap box adalah Rp5.000 dan ia menghabiskan total produksi Rp5.000.000 (untuk sewa booth, peralatan, dan biaya utilitas). Dengan demikian, biaya tetap per bulannya adalah:
= Rp5.000.000 – (Rp5.000 x 500)
= Rp5.000.000 – Rp2.500.000
= Rp2.500.000
Di samping dengan rumus tadi, kamu pun dapat menjumlahkan seluruh biaya tetap yang ada pada bisnis kamu, dengan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Buatlah Daftar Seluruh Biaya
Pertama, kamu bisa membuat daftar lengkap seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Biaya ini dapat meliputi segala sesuatu, mulai dari sewa, gaji, bahan baku, utilitas, hingga biaya pemasaran.
Pastikan kamu mencatat setiap pengeluaran dengan detail dan dalam periode waktu yang sama, contohnya bulanan maupun tahunan.
2. Pisahkan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Jika kamu sudah membuat daftar semua biaya maka selanjutnya kamu bisa memisahkan biaya tetap dari biaya variabel.
Contohnya, perusahaan mengeluarkan Rp50 juta untuk gaji karyawan, Rp20 juta untuk belanja bahan baku, Rp5 juta untuk biaya pengiriman, Rp2 juta untuk pengemasan, dan Rp5 juta untuk pembayaran utilitas.
Dalam hal ini, yang masuk dalam biaya tetap adalah gaji karyawan, sewa fasilitas, dan pembayaran utilitas.
Sementara itu, belanja bahan baku, ongkos kirim, dan pengemasan akan masuk ke dalam biaya variabel.
3. Jumlahkan Seluruh Biaya Tetap
Terakhir, kalau sudah memisahkan biaya tetap dan biaya variabel maka kamu bisa menjumlahkan seluruh biaya tetap yang sudah diidentifikasi.
Kamu pun perlu menambahkan setiap item dalam daftar biaya tetap untuk memperoleh total biaya tetap perusahaan.
Demikianlah tadi ulasan lengkap terkait fixed cost yang penting untuk diketahui.