Crocodile Tears Raih Direction dan Nongshim Award di JFW 2025

Selasa, 28 Oktober 2025 | 07:05:28 WIB
Crocodile Tears (dok. Talamedia/Crocodile Tears)

JAKARTA – Film panjang perdana Tumpal Tampubolon, yang berjudul Crocodile Tears, berhasil membawa pulang dua penghargaan untuk kategori Film Panjang Indonesia Terbaik di Jakarta Film Week (JFW) 2025, yakni Direction Award dan Nongshim Award.

"Rasanya sudah tidak sabar menunggu penonton Indonesia bisa segera menyaksikan film ini di bioskop," ungkap Tampubolon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Film "Crocodile Tears" sebelumnya telah ditayangkan di berbagai festival internasional, seperti Toronto International Film Festival (TIFF) dan Busan International Film Festival (BIFF).

Film ini mendapatkan apresiasi dari Dewan Juri JFW 2025 untuk kategori "Direction Award" dan "Nongshim Award," yaitu Amanda Nell Eu (Malaysia), Keiko Funato (Jepang–Prancis), dan Paolo Bertolin (Italia).

Dewan Juri menilai "Crocodile Tears" memiliki penguasaan penuh dalam aspek cerita dan visual, serta memberikan sorotan pada peran produser Mandy Marahimin karena film yang berbeda dan menggugah pikiran sering kali sulit mendapatkan dukungan dari jalur industri arus utama.

Mandy menjelaskan bahwa film tersebut merupakan film thriller yang menegangkan, bertempo lambat, dan berfokus pada dinamika hubungan yang toksik.

Kisah dalam film ini berpusat pada Johan (Yusuf Mahardika) yang tinggal bersama ibunya, Mama (Marissa Anita), di Taman Buaya.

Mama meyakini bahwa seekor buaya putih yang ada di taman tersebut adalah suaminya sekaligus ayah Johan.

Ia melarang Johan berinteraksi dengan dunia luar sampai suatu hari Johan berjumpa dengan Arumi (Zulfa Maharani) dan jatuh cinta.

Saat Arumi hamil, Johan mengajaknya menetap di Taman Buaya. Namun, perilaku Mama perlahan berubah menjadi semakin aneh dan mencekam.

Film tersebut diproduksi oleh Talamedia bekerja sama dengan Acrobates Films, Giraffe Pictures, Poetik Films, dan 2Pilots Filmproduction, serta mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan E-Motion Entertainment.

Selain penghargaan untuk film panjang, JFW 2025 juga menganugerahkan penghargaan "Nongshim Awards" untuk Film Pendek Indonesia Terbaik yang dimenangkan oleh "A Tale For My Daughter" (Tutaha Subang) karya Wulan Putri.

Dewan Juri kategori penghargaan tersebut adalah Tim Program JFW yang terdiri dari tujuh orang termasuk Novi Hanabi dan Andro Putranto.

Mereka menilai film pendek tersebut jujur terhadap pesan yang disampaikan dan menunjukkan kematangan berpikir dalam mengeksplorasi isu yang sensitif.

Untuk kategori internasional di Jakarta Film Week 2025, yaitu "Global Feature Award" dimenangkan oleh film Meksiko "The Devil Smokes" karya Ernesto Martinez Bucio.

Dewan Juri (Duong Dieu Linh dari Vietnam, Srikanth Srinivasan dari India, dan Eiko Mizuno-Gray dari Jepang) memuji film tersebut karena koherensi tematik yang mengesankan dan kemampuannya menciptakan dunia yang otentik.

Sementara itu, "Global Short Award" diraih oleh film "A Very Straight Neck" karya Neo Sora, yang diapresiasi oleh Dewan Juri: Leong Puiyee (Singapura), Rayit Hahsmat Qazi (India), dan Della Dartyan (Indonesia), karena memanfaatkan medium film pendek dengan cara yang lucu namun berdampak besar.

Kategori "Global Animation Award" dimenangkan oleh film Inggris "And Granny Would Dance" karya Maryam Mohajer, yang dinilai Dewan Juri (Agil Prakoso, Reda Gaudiamo, dan The Popo, dari Indonesia) memiliki pernyataan yang kuat dan relevan dengan isu masa kini.

Terakhir, "Jakarta Film Fund Award" diberikan kepada "Cream Bath Aftermath" (Salon Gue Aje) karya Tahlia Motik.

Dewan Juri Cristian Imanuell, Andhika Permata, dan Fransiska Prihadi memilih film tersebut karena dianggap jujur dalam bercerita dan relevan dalam menggambarkan isu "gentrifikasi" dengan "manner" yang terasa relevan dengan kehidupan di Jakarta.

Film tersebut mengisahkan cerita Nurjanah, pemilik salon kecil di Kemang, yang terancam digusur demi memberi tempat bagi kompleks "wellness center" yang dinilai lebih "cocok" untuk estetika Kemang.

Terkini