Agus Gumiwang: SBIN Adalah Peta Jalan Industri RI Masa Depan

Senin, 27 Oktober 2025 | 19:37:27 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita (Foto: dok. Kemenperin)

JAKARTA – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) merupakan kerangka strategis untuk mewujudkan industri domestik yang tumbuh dan mandiri.

"SBIN bukan sekadar kebijakan sektoral Kemenperin, tetapi strategi nasional untuk memastikan bahwa industri Indonesia tidak hanya bertahan, melainkan tumbuh dan berdaulat,” ucapnya di Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menurut Menperin, SBIN hadir sebagai rencana induk industrialisasi Indonesia pada masa pasca-pandemi dan pasca-karbon. 

Strategi ini mengintegrasikan nilai-nilai kemandirian ekonomi, transformasi teknologi, dan keberlanjutan lingkungan dalam satu kerangka yang terpadu.

Terdapat empat pola pikir utama yang menjadi fondasi SBIN, yaitu industrialisasi berbasis sumber daya alam, pengembangan ekosistem industri, penguasaan teknologi, dan penerapan prinsip keberlanjutan.

Industrialisasi berbasis sumber daya alam diarahkan untuk memperkuat pengolahan komoditas unggulan nasional seperti nikel, kelapa sawit, dan batu bara, agar kekayaan alam Indonesia tidak lagi hanya diekspor dalam bentuk mentah, tetapi diolah menjadi produk dengan nilai tambah tinggi.

Di samping itu, pengembangan ekosistem industri diupayakan melalui keterpaduan antara sektor hulu dan hilir yang disertai dengan penguatan sumber daya manusia, serta infrastruktur industri yang mendukung.

“Dua pilar lainnya menitikberatkan pada penguasaan teknologi dan pembangunan industri yang berkelanjutan," tuturnya.

Menperin juga menyatakan bahwa perlindungan terhadap pasar domestik menjadi prioritas utama dalam SBIN, mengingat 80 persen hasil industri nasional diserap oleh pasar dalam negeri.

Kemenperin juga akan meningkatkan investasi pada sektor industri bernilai tambah tinggi yang fokus pada substitusi impor. 

Setiap investasi diwajibkan menghasilkan efek berganda berupa penciptaan lapangan kerja berkualitas, peningkatan produktivitas, serta penguatan struktur industri nasional.

Disampaikannya, dalam hal ini pemerintah akan memprioritaskan investasi di sektor mineral strategis, kimia dasar, farmasi, komponen elektronik, dan pangan.

Selain investasi, penguatan sumber daya manusia merupakan kunci keberhasilan industrialisasi. 

Pihaknya terus memperluas pendidikan vokasi, politeknik industri, serta skema keterpaduan (link and match) dengan dunia usaha agar lulusan vokasi binaan siap memasuki dunia kerja industri modern.

Peningkatan kompetensi tenaga kerja juga diarahkan untuk menghadapi era digitalisasi manufaktur dan perkembangan teknologi industri 4.0.

Terkini