Apa yang Dimaksud dengan Likuiditas? Begini Cara Mengukurnya

Senin, 02 September 2024 | 16:09:25 WIB
Ilustrasi apa yang dimaksud dengan likuiditas (Foto: Canva Pro)

duniafinansial.com – Meski sering didengar, arti istilah likuiditas (liquidity) sebetulnya belum banyak diketahui banyak orang. Lantas, apa yang dimaksud dengan likuiditas?

Istilah liquidity sendiri sering terdengar di dunia bisnis, yang maknanya merujuk pada kemampuan sebuah aset untuk dikonversi ke dalam uang tunai dengan cepat tanpa mempengaruhi nilainya.

Adapun contoh aset yang likuid adalah uang tunai. Di lain sisi, properti dan aset fisik lainnya lazimnya punya tingkat liquidity yang lebih rendah sebab perlu waktu untuk dijual.

Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu liquidity hingga cara mengukurnya, simak pembahasan selengkapnya berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Likuiditas?

Apa yang dimaksud dengan likuiditas? Pada dasarnya, liquidity adalah tingkat efektivitas maupun kemudahan suatu aset untuk bisa diubah ke bentuk uang tunai tanpa mempengaruhi harga pasarnya.

Penting dipahami bahawa jika sebuah aset punya liquidity yang tinggi atau sangat likuid maka aset tersebut semakin mudah untuk diuangkan kapan saja dibutuhkan.

Di lain sisi, liquidity pun biasanya dimanfaatkan untuk mengukur seberapa sanggup perusahaan untuk membayar utangnya. 

Untuk pengukuran liquidity sebuah perusahaan bisa dilakukan dengan melakukan analisis rasio.

Jenis-jenis Likuiditas

Perlu diketahui bahwa terdapat 4 jenis liquidity yang perlu diketahui, antara lain sebagai berikut.

1. Current Liquidity

Jenis liquidity yang satu ini adalah kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan memakai aset yang paling likuid, misalnya uang tunai, setara kas, dan akun piutang yang akan segera diterima.

Liquidity ini akan digunakan sebagai indikator kesehatan keuangan perusahaan sebab bisa membantu dalam menghindari kesulitan finansial yang disebabkan oleh kewajiban yang mesti segera diselesaikan.

2. Operating Liquidity

Jenis liquidity berikut ini meliputi aset yang lebih luas ketimbang jenis liquidity sebelumnya. Di dalamnya mencakup aset yang lebih sulit diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat, di antaranya persediaan dan aset tetap.

Liquidity yang satu ini akan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan tanpa mengalami hambatan finansial yang besar.

3. Investment Liquidity

Jenis liquidity yang selanjutnya ini meliputi aset yang sulit diubah ke bentuk uang tunai tanpa mengalami kerugian nilai yang besar. Misalnya, investasi jangka panjang, di antaranya saham, obligasi, atau properti. 

Sekalipun tidak segera likuid, investment liquidity menjadi penting saat perusahaan memutuskan untuk menjual aset-aset tersebut dalam memenuhi kebutuhan keuangan/investasi lainnya.

4. Total Liquidity

Total liquidity akan menjadi gambaran menyeluruh terkait kemampuan sebuah perusahaan dalam mengubah semua asetnya menjadi uang tunai, yang mencakup current liquidityoperating liquidity, dan investment liquidity

Fungsi Likuiditas dalam Bisnis

Terdapat beberapa fungsi penting liquidity bagi sebuah perusahaan yang perlu diketahui, di antaranya sebagai berikut.

1. Memenuhi Kewajiban Jangka Pendek

Liquidity penting dalam bisnis sebab bisa membantu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, misalnya utang usaha dan pajak.

Kalau tidak punya tingkat liquidity yang cukup maka perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya sehingga terjadi kebangkrutan.

2. Daya Tarik bagi Investor

Liquidity adalah faktor penting bagi investor ketika mengambil keputusan investasi. Hal itu karena investasi pada aset yang likuid punya kepastian bahwa aset itu bisa dijual cepat dan mudah.

Tentunya, hal tersebut penting bagi investor yang memerlukan dana tunai dengan cepat, contohnya untuk kebutuhan mendesak maupun keperluan bisnis.

3. Pengelolaan Arus Kas 

Dengan tingkat liquidity yang baik, hal itu akan membantu perusahaan untuk lebih efisien dalam pengelolaan arus kasnya. 

Pasalnya, perusahaan yang likuid punya lebih banyak kas dan aset lancar yang bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Komponen-komponen Likuiditas

Setidaknya, ada 3 komponen liquidity yang juga penting untuk diketahui, dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Kerapatan

Kerapatan dalam hal ini mengacu pada jarak/perbedaan harga sebuah produk yang disetujui perusahaan dengan harga normalnya.

2. Kedalaman

Kedalaman sendiri menunjukkan perbedaan antara jumlah produk yang dijual dengan yang dibeli di sebuah tingkat harga.

3. Resiliensi

Resiliensi mengacu pada seberapa cepat terjadinya perubahan harga, dalam hal ini dari normal menjadi efisien, untuk mengatasi ketidakstabilan.

Contoh Aset Likuid dan tidak Likuid

Beberapa contoh aset likuid dan tidak likuid yang penting untuk diketahui, antara lain sebagai berikut.

1. Uang Kas (Tunai)

Aset yang satu ini dianggap paling likuid sebab punya keterkaitan dengan liquidity, semua aset lain dinilai atas kemudahannya diubah ke bentuk uang tunai (kas).

2. Kas Terbatas (Restricted Cash)

Kas terbatas adalah setoran tunai sebagai sisihan yang diambil oleh perusahaan untuk memenuhi kewajiban di masa mendatang. Jumlah kas tersebut juga lumayan besar.

Sekalipun demikian, setoran tersebut dinilai tak likuid jika dibatasi dengan legal, misalnya kompensasi terhadap pinjaman.

3. Surat Berharga

Surat berharga adalah sebuah instrumen keuangan yang dapat diperdagangkan di pasar publik. Liquidity surat berharga terkait dengan volume perdagangan harian surat berharga itu. 

Obligasi pemerintah yang punya volume perdagangan tinggi dinilai hampir likuid seperti halnya uang tunai. Di lain sisi, surat berharga yang punya nilai yang kecil dinilai tidak likuid.

4. Setara Kas

Setara kas adalah sebuah surat berharga dan instrumen yang dapat ditukar dengan kas, seperti halnya surat berharga komersial serta tagihan.

5. Kredit

Entitas dapat mencapai liquidity dengan memanfaatkan kredit yang tidak dipakai, misalnya jalur kredit.

Sekalipun demikian, fasilitas itu barangkali tunduk kepada persyaratan yang menyebabkan kredit menjadi jauh kurang bisa diandalkan ketimbang uang tunai dalam krisis liquidity.

Sebagai contoh, jika terjadi krisis keuangan global maka bank barangkali punya insentif untuk mencabut jalur kredit.

6. Aset (Tidak Likuid)

Beberapa aset, seperti inventaris, piutang, peralatan, kendaraan, dan real estate, tidak dianggap likuid sebab perlu waktu yang lama, baik berbulan-bulan maupun bertahun-tahun, untuk bisa diubah menjadi uang tunai. 

Apabila terjadi tekanan keuangan maka aset itu dapat menjadi lebih sulit untuk diubah sebagai uang kas.

Cara Mengukur Likuiditas

Untuk mengukur liquidity, para analis keuangan lazimnya akan menghitung rasio-rasio berikut ini.

1. Current Ratio

Current ratio adalah pengukuran yang tidak terlampau ketat dan paling mudah. Rasio tersebut sangat sederhana.

Pasalnya, kita hanya perlu mengukur perbandingan aset lancar (aset yang bisa dicairkan dalam jangka waktu satu tahun) dengan utang lancar (utang yang harus dibayarkan dalam waktu satu tahun). Rumusnya sebagai berikut:

Current Ratio = Aset lancar / Utang lancar

2. Quick Ratio

Quick ratio adalah pengukuran yang lumayan ketat untuk menghitung likuiditas. 

Beberapa aset yang tidak dihitung di rasio tersebut adalah persediaan dan aset lancar lainnya yang dinilai tidak selikuid uang tunai, account receivable atau piutang, dan investasi jangka pendek.

Quick Ratio = (Uang tunai + Investasi jangka pendek + Piutang) / Utang lancar

3. Acid-Test Ratio (variasi)

Lain dari jenis-jenis sebelumnya, terdapat variasi lain dalam acid-test ratio yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung persediaan sehingga hasil rasionya nanti dapat lebih besar dan membantu perusahaan.

Acid-Test Ratio (Variation) = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Utang lancar

4. Cash Ratio

Cash ratio adalah jenis rasio likuiditas yang paling ketat. Pasalnya, rasio ini betul-betul hanya mengukur uang tunai/aset yang sepadan dengan uang tunai tanpa menganggap jenis aset lainnya, termasuk aset lancar.

Tujuannya adalah supaya perusahaan bisa mengukur kemampuannya untuk membayar utang dalam skenario terburuk, misalnya ketika perusahaan punya waktu sama sekali untuk mencairkan aset yang lain.

Cash Ratio = Uang tunai atau aset yang sebanding dengan uang tunai / Utang lancar

Nah, itulah tadi pembahasan lengkap seputar apa yang dimaksud dengan likuiditas yang penting untuk diketahui.

Terkini